Membesarkan anak memang tidak mudah, Moms. Apalagi di usia dini, yang biasanya masih sulit berkomunikasi. Hal ini dikarenakan perkembangan otak mereka yang belum matang, jadi jangan heran jika terkadang mereka tidak mengerti apa yang kita inginkan.
Terutama di usia emas, yaitu. masa keemasan anak-anak yang tumbuh dan berkembang pesat. Bahkan, tak jarang mereka kesulitan untuk memantau dan aktif menggali apa yang membuat orang tuanya emosi. Bunda dan Ayah harus lebih bersabar dalam hal ini, karena pola asuh yang baik sangat mempengaruhi tumbuh kembang Si Kecil.
Jika memungkinkan, hindari membesarkan anak dalam keadaan marah, apalagi sampai melakukan kekerasan fisik. Satu klik dapat merusak miliaran sel otak anak-anak, menurut sebuah studi oleh Lise Elliott, seorang ahli saraf di Chicago School of Medicine. Pada usia 2-3 tahun, berteriak dapat mengganggu perkembangan sel otak. Jangan sampai itu terjadi, Bu!
Tips Mendidik Anak Usia Dini Tanpa Emosi
Ada banyak cara untuk membesarkan anak yang disiplin tanpa orang tua harus mengungkapkan perasaannya. Sebagai permulaan, disiplin parent.com adalah membuat aturan untuk mencegah perilaku agresif, melakukan hal-hal berbahaya, dan mencegahnya berperilaku kasar. Simak tips parenting berikut ini selengkapnya:
- Konsisten
Usahakan selalu konsisten dalam segala hal yang menyangkut anak. Jika orang tua tidak setuju dengan keadaan tersebut, si kecil merasa bingung. Misalnya, jika Anda terbiasa bangun pagi di rumah, sebaiknya Anda juga membiasakan diri bangun pagi saat liburan. Hal ini membuat anak memahami nilai-nilai disiplin yang harus mereka bawa kemana-mana.
- Gunakan kalimat yang singkat dan padat
Marah hanya menyakiti hati anak, sehingga tidak bisa menangkap pesan yang ingin disampaikan orang tua. Daripada emosi, lebih baik gunakan kata-kata singkat, padat, dan jelas saat memberikan instruksi. Kembangkan juga empati pada si kecil saat ia melakukan hal yang tidak menyenangkan seperti memukul. Gunakan dengan instruksi seperti "Kakak, kamu lembut, dipukuli sakit, kamu tahu, saudari yang malang."
- Menjadi Contoh Yang Baik
Pada dasarnya anak adalah peniru yang baik. Ia lebih cepat meniru apa yang biasa dilakukan orang tuanya daripada menuruti perintah ibu atau ayahnya. Misalnya, jika orang tua sudah terbiasa dengan kesadaran akan kebersihan, maka anak juga akan mengetahuinya. Jadi, saat membesarkan anak-anak Anda, selalu berikan contoh yang terpuji di depan mereka agar si kecil bisa tumbuh menjadi pribadi yang baik tanpa harus dipaksakan.
- Jaga Suasana Hati Ibu atau Ayah
Menurut William Coleman, profesor pediatri di University of North Carolina Chapel School of Medicine, ketika seorang anak mengalami suasana hati negatif orang tua, anak secara otomatis "terinfeksi". Oleh karena itu, ketika Anda mempraktikkan sesuatu, awasi dulu anak-anak agar suasana hati orang tua baik. Kemudian bicaralah dengan anak itu sambil menatap matanya dan berikan instruksi dalam bahasa yang sederhana namun dapat dimengerti.
- Berikan waktu istirahat
Biarkan anak berhenti dan istirahat, karena siapa tahu dia akan merasa sangat lelah, sehingga dia tidak mengerti perkataan orang tua. Jika anak Anda tidak mendengarkan, bawa dia ke tempat yang sunyi dan pikirkan kesalahannya selama sekitar 5 menit. Setelah itu, ibu atau ayah bisa menghampiri, memeluk dan meminta anak agar tidak mengulangi kesalahannya.
- Jadilah orang yang penuh kasih
Dalam hal membesarkan anak, keinginan terbesar seorang anak sebenarnya hanya satu. Tentunya ia menginginkan orang tua yang selalu bisa memberinya cinta seutuhnya. Tidak ada uang, tidak ada mainan mahal, tidak ada pakaian desainer. Jadilah orang yang penyayang, berusahalah bersabar dan selalu ada untuknya. Orang tua juga bisa mengungkapkan rasa sayang dengan langsung memeluknya, mengiyakan kata “I love you” atau mengajaknya bermain.
- Memuji Anak
Ketika anak melakukan sesuatu yang positif, orang tua harus memuji. Pujian dapat menciptakan keyakinan awal bahwa ia memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik.
Lakukan ini jika Anda sudah Terlanjur membentak anak Anda.
Saat anak harus dibentak, orang tua sering merasa bersalah dan menyesal. Meski begitu, efek klik ini akan mengejutkan anak, menyakiti hati kecilnya, dan menimbulkan ketakutan.
Sebaliknya, ibu atau ayah benar-benar tidak mau melakukannya. Selain itu, ibu terkadang diliputi oleh emosi karena berbagai alasan, seperti lonjakan hormon, kelelahan fisik, atau banyak pikiran.
Apapun alasannya, orang tua pasti ingin mengoreksi apa yang terjadi pada anaknya, sekalipun "membiarkan" menyalahkan anaknya. Berikut cara mengembalikannya:
Tenang saja. Pertama-tama, tenanglah. Jangan berhadapan langsung dengan anak yang keadaan emosinya tidak stabil setelah dimarahi. Ganggu perasaan ibu atau ayah dengan menyendiri sebentar. Tarik napas dalam-dalam, lalu hembuskan perlahan. Saat sudah tenang, dekati anak dengan suasana hati yang lebih baik.
Maaf. Meski usianya masih muda, orang tua tidak boleh sombong untuk meminta maaf. Meminta maaf adalah kebiasaan dasar yang sebenarnya baik dilakukan para ibu atau ayah untuk menjadi panutan bagi anak-anaknya.
Jelaskan. Saat amarah sudah reda dan suasana membaik, jelaskan pada anak apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh orang tua. Mulailah dengan memeluknya dan berbicara dengannya sambil menatap matanya.
Membesarkan anak memang tidak selalu mudah, tapi percayalah, ibu dan ayah pasti bisa menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak tercinta. Pegang jiwamu!
Harga : *Belum termasuk Ongkos kirim