Apakah Anda yakin hanya orang dewasa yang mudah marah? Hmm, jangan salah, anak kecil pun bisa membuat ulah. Ya, apa yang bisa saya lakukan, mereka juga bisa. Nyatanya, banyak anak kecil yang sering mengungkapkan perasaan negatif tersebut.
Anak-anak biasanya mengungkapkan kemarahannya dengan membentak, membuat ulah dan bahkan membuat kekacauan seperti uring-uringan tanpa sebab. Hal ini wajar karena meskipun anak Anda memahami bahwa perilaku yang baik adalah sesuatu yang dihargai oleh orang-orang di sekitarnya, tapi pemahaman tersebut tidak datang dengan kedewasaan.
Meskipun mereka memiliki perkembangan emosi dan kognitif yang baik, keterampilan verbal mereka untuk mengekspresikan diri relatif kurang berkembang untuk usia mereka.
Nah, apa yang harus diperhatikan jika anak suka marah-marah. Hmm, jangan dianggap enteng. Karena sifat pemarah ini dapat menangkapnya dalam amukan yang merusak, yaitu. kemarahan yang sakit Hal ini dimungkinkan bagi anak yang ingin marah, termasuk anak yang sensitif secara psikologis.
Jadi, bagaimana Anda menghadapi anak yang sedang marah?
Tips mengatasi Si Kecil Yang Suka Marah-marah
1. Ajari anak Anda tentang perasaan
Anak-anak lebih mungkin marah jika mereka tidak memahami perasaan mereka atau tidak tahu bagaimana mengungkapkannya. Nah, cara mengatasi anak pemarah adalah dengan mengajarkannya tentang emosi.
Misalnya, seorang anak yang tidak bisa mengatakan "Saya marah" dapat mencoba menunjukkan perasaannya kepada kita dengan cambukan. Oleh karena itu, cobalah untuk mengenali dan melabeli emosi anak Anda. Mulailah mengajari anak kata-kata "marah, sedih, senang atau takut". Seiring waktu, anak Anda akan dapat melabeli perasaannya.
2. Cara khusus untuk mendisiplinkan
Selain menunjukkan emosi, cara mengatasi anak yang sedang marah juga bisa dengan mendisiplinkannya dengan cara yang khusus. Hati-hati, mendisiplinkan anak sensitif itu seperti membentaknya, justru membuat mereka semakin tertekan.
Namun, bukan berarti anak yang suka marah tidak bisa didisiplinkan. Anda benar-benar dapat membantunya mengatasi perasaannya dengan cara yang khusus. Misalnya, latih napas marah atau ingatkan dia atau komunikasikan dengannya dengan kalimat diplomatis.
3. Membuat Termometer Kemarahan
Membuat Termometer Kemarahan dapat digunakan untuk mengatasi anak-anak yang sedang marah. Termometer kemarahan ini membantu anak-anak mengenali tanda-tanda kemarahan mereka meningkat.
Gampang, gambar termometer besar di atas kertas. Kemudian isi termometer dengan angka 0-10 (dari bawah ke atas). Jelaskan bahwa nol berarti "tidak ada kebencian sama sekali". Angka 5 berarti "kemarahan sedang" dan 10 berarti "kemarahan terbesar".
Bicara tentang bagaimana perasaan tubuhnya saat dia marah. Dia mungkin merasakan wajahnya memanas saat dia level dua, dan dia mungkin mengepalkan tinjunya saat dia level tujuh.
Belajar mengenali tanda-tanda kemarahan pada anak dapat membantu mereka memahami perlunya istirahat. Tujuannya jelas agar kemarahan mereka meledak pada level 10.
4. Buatlah rencana untuk membantu anak menjadi tenang
Ajari anak Anda apa yang harus dilakukan ketika dia marah. Alih-alih melempar mainan atau benda lain saat mereka frustrasi atau kesal, ajari mereka strategi yang lebih sehat untuk membantu mengurangi amarah. Misalnya, ajak mereka ke kamar Anda selama beberapa menit untuk menenangkan diri saat amarahnya mulai memuncak.
5. Mengajarkan teknik manajemen amarah
Dengan mengajarkan teknik manajemen amarah, ibu dapat membantu anak mengatasi amarahnya. Misalnya, perkenalkan teknik pernapasan yang bisa menenangkan tubuh. Misalnya, tarik napas dalam-dalam untuk menenangkan pikirannya. Ada banyak cara lain yang bisa dilakukan para ibu untuk mengajari anaknya mengendalikan amarah.
Ingatlah bahwa anak-anak yang sedang marah membutuhkan bantuan kita untuk mengendalikan amarah mereka.

Harga : *Belum termasuk Ongkos kirim