Indonesia

Band Punk yang Mengguncang dengan Lagu ‘Bayar Bayar Bayar’

Lagi Bayar bayar bayar Band Sukatani menjadi sorotan setelah viral

Hallo Sobat Sehat semuanya, dalam kesempatan kali ini saya ingin mengulas Band yang luar biasa, yang saat ini sedang viral. oke kita mulai dengan Sejarah dan Latar Belakang. Band Sukatani adalah grup musik bergenre punk new wave asal Purbalingga, Jawa Tengah. Band ini dibentuk pada tahun 2022 oleh Muhammad Syifa Al Lutfi (Alectroguy) sebagai gitaris dan Novi Citra Indriyati (Twister Angel) sebagai vokalis. Nama “Sukatani” diambil dari nama sebuah desa, tetapi juga memiliki makna “penyuka segala hal tentang pertanian”. Filosofi ini tercermin dalam lagu-lagu mereka yang kerap mengangkat isu agraria dan kehidupan petani.

Kedua personel Sukatani memiliki latar belakang yang kuat dalam komunitas sosial. Mereka bergabung dalam kolektif Harvestmind, sebuah komunitas petani muda di Purbalingga, sejak 2017. Dari situ, mereka mengembangkan ide untuk bermusik sebagai bentuk ekspresi keresahan sosial.

Karakteristik Musik dan Gaya Panggung

Sukatani dikenal dengan aksi panggung unik mereka, seperti membagikan hasil bumi (sayur-mayur) kepada penonton saat konser. Mereka juga tampil dengan balaclava sebagai simbol perlawanan dan anonimitas. Lirik-lirik lagu mereka menggunakan bahasa Banyumasan (ngapak), membuat mereka semakin khas dan autentik.

Album pertama mereka, Gelap Gempita (2023), mendapat apresiasi luas dan masuk dalam daftar Karya Seni Pilihan Tempo 2023. Beberapa lagu yang menonjol dalam album ini antara lain “Sukatani”, “Alas Wirasaba”, dan “Realitas Konsumerisme”.

Kontroversi Lagu “Bayar Bayar Bayar”

Salah satu lagu dalam album Gelap Gempita yang menjadi viral adalah “Bayar Bayar Bayar”. Lagu ini mengkritik praktik pungutan liar dan ketidakadilan sosial, yang membuatnya menuai kontroversi. Setelah viral, lagu ini ditarik dari platform digital pada 20 Februari 2025. Kejadian ini memunculkan spekulasi bahwa mereka mendapat tekanan dari pihak tertentu.

Setelah lagunya dihapus, identitas asli personel Sukatani akhirnya terungkap ke publik melalui pernyataan resmi di Instagram mereka. Sebelumnya, mereka selalu tampil anonim dengan balaclava. Kasus ini menarik perhatian luas, termasuk dari musisi dan penggemar yang mendukung mereka.

Popularitas dan Dukungan Publik

Meskipun menghadapi tekanan, Sukatani semakin populer dan mendapat banyak dukungan dari komunitas musik independen. Mereka pernah diundang tampil dalam berbagai festival besar seperti Synchronize Fest 2024 dan Pestapora 2024. Bahkan, musisi terkenal seperti Vincent Rompies turut mengenakan merchandise mereka sebagai bentuk dukungan.

Sukatani bukan hanya sekadar band punk biasa, tetapi juga sebuah gerakan yang memperjuangkan isu sosial dan agraria melalui musik. Kontroversi yang mereka hadapi justru semakin memperkuat pesan yang mereka sampaikan.

Band Sukatani telah membuktikan bahwa musik bisa menjadi alat kritik sosial yang kuat. Dengan gaya khas mereka yang menggabungkan musik punk, bahasa daerah, dan simbol perlawanan, mereka berhasil menarik perhatian publik. Meskipun menghadapi tantangan besar, Sukatani tetap menjadi suara bagi mereka yang sering terpinggirkan.

Dengan semakin besarnya dukungan dari penggemar dan komunitas musik independen, masa depan Sukatani masih penuh potensi. Apakah mereka akan terus berjuang atau menghadapi hambatan yang lebih besar? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button